Breaking News
recent

Pentingnya Imunisasi Anak Untuk Kesehatan di Lingkungan Masyarakat

Zawiyah News |  Indah Lestari,Lilis Yuslita,Sahdan

Mahasiswa IAIN Langsa, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prodi Pendidikan Bahasa Inggris

Abstract 

Children are an investment in the future for a country. As the nation's next generation, the welfare of children is certainly a priority in the development of qualified human resource candidates. The role of parents and caregivers is also an important key to the birth of healthy children. Health as one of the needs of children is still a major problem in Indonesia. In terms of fulfilling nutrition to support children's health, Indonesia is still listed as one of the countries with children with a malnourished status, even though there has been an improvement in toddlers which is marked by a decrease in "stunting". In addition to nutrition, minerals are also important for children to prevent diseases such as polio, measles, tuberculosis (TB), rubella and hepatitis. Access to alcohol is also facilitated by the government through health centers and hospitals.

Abstrak 

Anak-anak merupakan investasi masa depan bagi sebuah negara. Sebagai generasi penerus bangsa, kesejahteraan anak-anak tentu menjadi prioritas dalam pembangunan calon sumber daya manusia yang berkualitas. Peran orangtua maupun pengasuh turut menjadi kunci penting lahirnya anak-anak yang sehat.Kesehatan sebagai salah satu kebutuhan anak masih menjadi masalah utama di Indonesia. Dalam hal pemenuhan gizi guna menunjang kesehatan anak, Indonesia tercatat masih berada di jajaran negara dengan anak berstatus gizi buruk, meskipun sudah ada perbaikan gizi balita yang ditandai dengan penurunan “stunting”.Selain gizi, imunisasi juga penting diberikan pada anak guna mencegah penyakit-penyakit seperti polio, campak, tuberkulosis (TBC), rubella, dan hepatitis. Akses untuk memperoleh imunisasi pun juga difasilitasi oleh pemerintah melalui puskesmas dan rumah sakit. 

Kata  kunci : Imunisasi, Kesehatan Anak, Masyarakat

Pendahuluan 

Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan anak yaitu dengan mewujudkan pemenuhan gizi sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak dilakukan dengan mensosialisasikan pola hidup sehat gizi seimbang yang dilengkapi dengan olahraga teratur dan istirahat cukup terutama pada anak–anak. 

Selain itu, pemerintah juga melakukan upaya kampanye imunisasi serentak untuk pencegahan penularan penyakit pada anak-anak.Anak usia dini sedang mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Kesehatan dan gizi anak sangat mempengaruhi proses tumbuh kembang. Oleh karena itu perawatan kesehatan dan gizi sangat diperlukan untuk pengoptimalan perkembangan anak.

Pemenuhan gizi anak merupakan hal yang sangat penting karena memiliki pengaruh terhadap perkembangan anak. Pengaruh ini bukan hanya bersifat jangka pendek, tapi berbekas pula sampai masa depan. Gizi yang kurang atau bahkan buruk akan mempengaruhi pertumbuhan fisik jangka panjang seorang anak dalam aspek perkembangan kognitif, kapasitas belajar, prestasi sekolah dan prestasi kerja di masa depan.Kesehatan anak sangat penting untuk diperhatikan sejak dini mulai dari dalam kandungan. Kesehatan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang mendapat gizi seimbang dan sehat akan tumbuh menjadi manusia yang berkualitas. 

Selain untuk membangun generasi penerus yang berkualitas, upaya-upaya tersebut turut mendukung hak anak untuk memperoleh masa kecil yang bahagia. Masa kecil yang bahagia akan hadir saat anak dalam kondisi sehat dengan pemenuhan gizi yang mendukung tumbuh kembang dan terbebas dari penularan penyakit.

Pemenuhan gizi dan imunisasi merupakan upaya awal yang penting dalam membangun kesehatan anak. Dalam realisasinya, kedua hal tersebut masih belum secara optimal dilakukan. Meskipun demikian, pemerintah masih terus berupaya dalam meningkatkan kesehatan anak-anak.Pemerintah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlindungan anak Indonesia agar dapat tumbuh menjadi generasi penerus secara optimal termasuk dalam hal dukungan gizi dan imunisasi.

Upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi, merupakan upaya pencegahan yang harus dilakukan secara rutin dan terus menerus, untuk membebaskan masyarakat dari penyakit-penyakit yang secara spesifik dapat dicegah dengan imunisasi. Upaya ini akan membuahkan hasil eradikasi atau eliminasi suatu penyakit yang merupakan legitimasi atau warisan kepada generasi penerus bangsa.

Setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap. Imunisasi merupakan investasi yang sangat berharga bagi masa depan anak. Apabila orangtua memberikan imunisasi bagi anaknya, maka tidak hanya anak tersebut namun orang lain di dalam lingkungannya (masyarakat) juga akan turut merasakan manfaatnya.Masyarakat bisa mendapatkan akses pelayanan imunisasi secara gratis apabila melakukannya di fasilitas pemerintah. 

Pembahasan 

Pengertian Imunisasi

Imunisasi anak adalah pemberian vaksin kepada anak untuk mencegah penularan penyakit tertentu. Vaksin adalah zat yang berfungsi membantu membentuk kekebalan tubuh atau imunitas terhadap infeksi sejumlah penyakit menular. Vaksin berasal dari kuman yang dilemahkan atau dimatikan.

Indonesia mengenal konsep imunisasi rutin lengkap yang terdiri atas dua jenis imunisasi, yaitu dasar dan imunisasi lanjutan. Pelaksanaan dua jenis imunisasi anak itu bergantung pada usia anak. Anak memerlukan imunisasi dasar sebagai langkah pencegahan utama. Imunisasi lanjutan tak kalah penting guna menjaga imunitas tetap optimal seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, ada imunisasi ulangan atau booster sebagai penguat kekebalan.

Manfaat Imunisasi 

Imunisasi merupakan salah satu cara melawan penyakit serius. Jika sudah mendapat imunisasi, tubuh akan lebih mampu menghadapi dan mengalahkan infeksi penyakit. Terdapat dua manfaat imunisasi yang utama, yakni bagi anak dan bagi masyarakat umum.

Ketika anak mendapat imunisasi, mereka telah membantu melindungi kesehatan masyarakat umum secara keseluruhan. Sebab, saat sudah cukup jumlah orang dalam suatu komunitas yang kebal terhadap infeksi, makin sulit penyakit itu menyebar dan menulari orang lain yang belum diimunisasi. Kondisi ini disebut sebagai herd immunity atau kekebalan komunitas. Jadi secara tidak langsung anak yang menerima imunisasi telah berkontribusi terhadap komunitasnya dalam hal kesehatan.Program imunisasi di Indonesia memiliki tujuan untuk menurunkan angka kejadian penyakit dan angka kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), cacar (measles), polio, dan tuberculosis.Di Indonesia, program imunisasi mewajibkan setiap bayi (usia 0-11 bulan) mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang terdiri 1 dosis hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-Hib, 4 dosis polio tetes, dan 1 dosis campak.

Jenis -Jenis Imunisasi

1. DTP

Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat pada umur 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DTaP atau kombinasi dengan vaksin lain. Untuk anak yang berumur lebih dari 7 tahun, dapat diberikan vaksin Td yang perlu dilakukan booster setiap 10 tahun. 

2. BCG

Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum 3 bulan, namun lebih baik bila diberikan pada umur 2 bulan. Apabila diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin.

3. Polio

Vaksin polio oral (OPV-0) harus diberikan pada saat lahir atau saat bayi sudah pulang ke rumah. Vaksin polio selanjutnya (polio-1, polio-2, polio-3, dan polio booster) dapat diberikan dalam bentuk OPV yang diberikan lewat mulut atau IPV yang diberikan secara disuntikkan dalam otot. Namun, sebaiknya paling sedikit diberikan 1 dosis IPV.

4. Campak

Vaksin campak kedua tidak perlu diberikan pada umur 24 bulan, apabila MMR sudah diberikan pada 15 bulan.

5. Hepatitis B

Paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan didahului pemberian vitamin K (untuk mencegah terjadinya perdarahan akibat defisiensi vitamin K). Bila bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan juga immunoglobulin hepatitis B (HBIg) yang disuntikkan pada ekstremitas (tungkai) yang berbeda.

6. Pneumokokus (PCV)

Bila diberikan pada umur 7-12 bulan, diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan (ditambah booster pada umur lebih dari 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir).Bila diberikan pada umur lebih dari 1 tahun, diberikan 1 kali (ditambah booster minimal 2 bulan setelah dosis terakhir).Bila diberikan pada anak di atas 2 tahun, cukup diberikan 1 kali.

7. Rotavirus

Monovalen (vaksin yang menggunakan satu strain virus) diberikan 2 kali: Dosis pertama diberikan pada umur 6-14 minggu, dosis kedua harus diberikan minimal setelah 4 minggu (sebaiknya selesai sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui umur 24 minggu)

Pentavalen (vaksin yang menggunakan lima strain virus)  diberikan 3 kali: Dosis pertama diberikan pada umur 6-14 minggu, dosis kedua dan ketiga harus diberikan minimal setelah 4-10 minggu, dosis ketiga diberikan pada umur kurang dari 32 minggu

8. Varisela

Dapat diberikan setelah anak berumur 12 bulan (namun sebaiknya diberikan pada umur sebelum masuk sekolah dasar). Bila diberikan pada anak berumur lebih dari 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.

9. Influenza

Vaksin influenza diberikan pada umur minimal 6 bulan, diulang setiap tahun. Untuk imunisasi pertama kali (primary immunization) pada anak berumur kurang dari 9 tahun, diberikan dua kali dengan interval minimal 4 minggu.

10. MR/MMR

Vaksin MR berfungsi untuk mencegah campak, sedangkan MMR bisa juga mencegah penyakit gondongan. Vaksin MR diberikan di usia 9 bulan. Pada usia 5 -7 tahun diberikan MR atau MMR.

11. JE

Vaksin Ensefalitis Jepang atau JE adalah vaksin yang memberikan Si Kecil perlindungan terhadap infeksi peradangan otak yang diakibatkan virus JE. Vaksin ini diberikan mulai umur 9 bulan dan dapat diberikan booster 1-2 tahun kemudian.

12. Hepatitis A

Vaksin Hepatitis A mencegah terjadinya infeksi virus Hepatitis A. Diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun, lalu dosis yang kedua diberikan dalam kurun waktu 6 sampai 12 bulan kemudian.

13. Tifoid

Vaksin Tifoid dilakukan untuk mencegah demam tifoid. Vaksin tifoid polisakarida diberikan mulai umur 2 tahun dan diulangi setiap 3 tahun.

14. Dengue

Vaksin dengue adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah demam berdarah. Vaksin ini diberikan pada anak usia 9 sampai 16 tahun.

15. Human Papiloma Virus (HPV)

Vaksin HPV dapat diberikan mulai umur 10 tahun. Vaksin HPV bivalen (vaksin yang menggunakan dua strain virus) diberikan tiga kali dengan interval 0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalen  (vaksin yang menggunakan empat strain virus)  dengan interval 0, 2, 6 bulan.

Kesimpulan 

Imunisasi anak adalah pemberian vaksin kepada anak untuk mencegah penularan penyakit tertentu. Vaksin adalah zat yang berfungsi membantu membentuk kekebalan tubuh atau imunitas terhadap infeksi sejumlah penyakit menular. Vaksin berasal dari kuman yang dilemahkan atau dimatikan.

Upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi, merupakan upaya pencegahan yang harus dilakukan secara rutin dan terus menerus, untuk membebaskan masyarakat dari penyakit-penyakit yang secara spesifik dapat dicegah dengan imunisasi. Upaya ini akan membuahkan hasil eradikasi atau eliminasi suatu penyakit yang merupakan legitimasi atau warisan kepada generasi penerus bangsa.

Masyarakat bisa mendapatkan akses pelayanan imunisasi secara gratis apabila melakukannya di fasilitas pemerintah. 

Daftar Pustaka

Situasi Imunisasi Di Indonesia, Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2016.

Penuntun Hidup Sehat Edisi Keempat, 2010; UNICEF, WHO, UNESCO, UNFPA, UNDP, UNAIDS, WFP, the World Bank dan Kementerian Kesehatan.

 Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2020

Machelia C.N, S., & Andi Chrismilasari, L. (2021).

Lisnawati, Lilis. 2011. Generasi Sehat Melalui Imunisasi. Trans Info Media. Jakarta.

Rezeki, Sri Hadinegoro. 2011. Panduan Imunisasi Anak: Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.


Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.