Breaking News
recent

Strategi Dayah Futuhul Mu'arif Al-Aziziyah Furu'tsani Dalam Membangun Generasi Yang Berakhlakul Karimah

Zawiyah News | Aceh merupakan provinsi yang mayoritas masyarakatnya beragama islam. Termasuk di Langsa yang merupakan salah satu kota di Aceh yang mengedepankan syariat Islam. Mulai dari pakaian, makanan, hingga pendidikan yang bagi sebagian masyarakat harus sesuai syariat tetapi tetap mengikuti perkembangan zaman.

Generasi sekarang atau disebut zaman milenial yang hidup dengan teknologi canggih, dimana sudah banyak terdapat aplikasi pembelajaran yang bisa di akses dengan mudah di handphone termasuk pembelajaran agama islam. namun tidak sedikit juga yang menyepelekan agama islam. Beberapa orang menganggap tidak perlu memeperdalam agama islam karena merasa sudah benar dalam hal beribadah, ataupun karena pengaruh perkembangan zaman sehingga lalai dengan hal yang sia-sia. 

Adapun mempelajari agama islam di zaman sekarang harus lebih selektif dalam memilih ajaran yang benar. Beberapa media online hanya mempublikasi tanpa tau kebenaran dari ajaran tersebut. Jika hal tersebut terjadi, maka generasi seterusnya mempelajari hal yang belum tentu benar. Salah satu caranya adalah belajar dengan guru secara tatap muka agar lebih mudah mengerti dan minim adanya salah paham. 

Di Langsa sendiri banyak tempat pengajian yang menawarkan pendidikan islam sesuai dengan kebutuhan. Salah satunya adalah Dayah Futuhul Mu’arif Al-Aziziyyah. Dimana didayah mendidik dan mengajarkan santri tentang Fiqh, Tasawuf, dan Tauhid sesuai dengan kebutuhan hidup sehari-hari.

Futuhul Mu'arif Al-Aziziyyah Furu' Tsani adalah Lembaga Pendidikan Islam salafiyah cabang yang ke 2(dua) dari dayah pusat Futuhul Mu'arif Al-Aziziyyah yang bermazhab Syafi’i yang yang lebih erat sebutannya di kalangan masyarakat Aceh dengan sebutan Dayah, didirikan pada tahun 2015. Pada tahun 2018, Dayah ini dicatatkan ke Notaris ANISA RAHMAH KARIM, S.H. MKn. NO. 12 tanggal 29 maret-Th 1999. Di percayakan kepimpinannya kepada Tgk Muhammad Rizqy Abdul Wahab seorang alumnus Dayah Mudi Mesra Samalanga (th 2000-2008) dan Futuhul Mu'arif Al-Aziziyyah seuriget (th 2008-2015). 

Berdirinya Lembaga Pendidikan Islam Dayah Futuhul Mu'arif Al-Aziziyyah Furu' Tsani atas inisiatif dan rekomendasi dari guru beliau Tgk Murdani Muhammad yang lebih dikenal dengan Abana Seuriget seorang ulama muda di Kota Langsa sebagai pimpinan dayah pusat Futuhul Mu'arif Al-Aziziyyah. Beliau menerima dan melaksanakan dengan baik rekomendasi tersebut karena melihat animo dan antusiasme masyarakat yang sangat mendukung berdirinya sebuah dayah juga karena memotret situasi dan kondisi generasi muka yang sangat memprihatinkan dalam hal aqidah, syariat dan moral. 

Tujuannya adalah untuk mengapresiasikan masyarakat kadalam perilaku yang bersyari'at dan bermazhab serta mencetak kader-kader Ulama yang ta'at, berakhlaq, bemazhab serta mampu berkiprah secara nyata bagi kepentingan Agama dan Bangsa dami terwujudnya Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur. 

“Pengajian di dayah ini dilakukan setiap malam senin sampai minggu kecuali malam jumat. Kegiatannya dimulai dari pembacaan surah yaasin bersama di jam 18.00, dilanjutkan Shalat Maghrib berjamaah dan pembacaan Ratib Haddad di Mushalla. Selanjutnya pengajian dimulai dari jam 19.30 hingga 21.00 malam di kelas masing-masing. Kegiatan diakhiri dengan shalat isya berjamaah dan selesai di jam 21.30 malam” kata Tgk. Muhammad Rizqy selaku pimpinan dayah.

Sesuai dengan Misi nya, Dayah tersebut menyelenggarakan pendidikan islam, membina santri memahami Al-Quran dan Hadist. Strategi dalam mempelajari Ajaran agama islam yaitu dengan pembacaan kitab, dari kitab arab-melayu hingga Kitab Arab misalnya Matan Taqrib, Taisir Akhlak, Aqidatul Islamiyah, hingga belajar Nahwu dan sharaf. Pembacaan kitab tersebut dimulai oleh guru yang mengajar kemudian di jelaskan oleh guru dan disimak oleh santri. Namun sesekali dibuka sesi pertanyaan bebas kepada santri. Serta para santri juga mengulang dan menjelaskan kembali yang telah dipelajari kepada guru untuk melihat kemampuan santri. 

Selain itu, pengajaran tentang adab juga sangat ditekankan oleh karena banyaknya orang yang menganggap sepele masalah adab, baik adab dengan guru atau bahkan adab sesama teman. Melalui pembiasaan yang dilakukan saat mengaji diharapkan dapat menjadikan santri berakhlakul karimah kapanpun dan dimanapun.  

Pembelajaran tentang akhlak sendiri tidak hanya dengan teori tetapi dipraktekkan langsung karena kesadaran sendiri atau disadarkan oleh akibat yang mungkin terjadi. “Karena ketika kita tidak menghargai orang lain, maka kita tidak akan dihargai oleh orang lain” kata salah seorang santri disana. Misalnya ketika ada guru yang hendak masuk ke kelas untuk mengajar, maka para santri yang ada berdiri dan membaca doa untuk belajar sebagai keadaban kepada guru, tidak memotong pembicaraan guru, tidak berjalan dihadapan guru, dan lain sebagainya. Tetapi tidak sedikit juga yang masih kurang beradab karena kurangnya pemahaman atau karena terbiasa bersikap demikian.

Para santri yang ikut belajar di dayah mengatakan bahwa dayah ini bagus untuk dijadikan tempat belajar agama islam. Selain mendapatkan ilmu seperti yang telah tersebut, juga tidak merasa bosan karena guru sesekali melemparkan lelucon supaya suasana jadi lebih hidup. 


OLEH : NAILA SAFIRA

MAHASISWA PGMI DARI IAIN LANGSA


Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.