Breaking News
recent

Dampak Masa Pandemi Yang Berpengaruh Pada Gangguan Kesehatan Mental Kaum Milenial Dalam Menghadapi Bonus Demografi

Zawiyah News | Dari sekian juta milenial di dunia ini, pasti tidak pernah terlepas dari masalah bukan  Baik masalah ekonomi, sosial budaya, politik, agama, pendidikan, dan  kesehatan. Salah satunya adalah gangguan kesehatan mental. Gangguan kesehatan mental sendiri adalah gangguan serius yang dapat mempengaruhi pemikiran, mood, dan perilaku seseorang. Siapa saja yang berpotensi terkena gangguan kesehatan mental  Jawabannya adalah semua orang, tetapi di sini saya hanya akan membahas tentang gangguan kesehatan yang di alami kaum milenial serta kaitannya dengan bonus demografi.

Di masa pandemi ini, dengan kebijakan pemerintah yang menetapkan pembatasan sosial, banyak sekali kaum milenial yang merasa resah dan jenuh karena harus diruma saja. Hampir 97% milenial mengalami gangguan kesehatan mental. Berikut beberapa faktor penyebab para milenial mengalami gangguan kesehatan mental : Mengalami diskriminasi dan bullying yang terjadi di dunia maya dan dunia nyata. Kehilangan pekerjaan, khususnya di masa pandemi ini banyak orang di PHK. Stres berat dalam waktu yang lama. Terisolasi dari kehidupan sosial. Salah satu contoh, terpapar Covid-19 sehingga harus mengasingkan diri dari orang-orang. Mengalami kehilangan atau kematian seseorang yang sangat dekat. Pengaruh narkoba dan minuman keras yang dapat merusak otak.

Ciri-ciri umum orang yang terkena gangguan kesehatan mental adalah, suka mengonsumsi obat hanya untuk kesenangan sendiri, memiliki emosi yang berubah-ubah, pola makan dan pola tidur berubah, merasa sedih,stres,dan depresi secara terus menerus dalam jangka waktu lama, munculnya keinginan untuk mengakhiri hidup, dan menarik diri dari lingkungan sosial. Apakah kalian termasuk dalam kategori tersebut  Jika kalian termasuk, segeralah hubungi layanan konseling atau ke psikolog.

Tingkat kesehatan mental juga dapat mempengaruhi peran para Milenial dalam menghadapi bonus demografi. Bonus demografi sendiri adalah, masa dimana suatu negara memiliki penduduk usia produktif ( usia 15-64 tahun ) yang lebih banyak dari pada penduduk usia non produktif ( dibawah 15 dan diatas 64 tahun ). Periode bonus demografi di Indonesia dimulai dari tahun 2020-2035. Momentum ini dapat menjadi peluang bagi negara kita, dan juga dapat menjadi boomerang bagi negara kita. Hal penting yang harus dipersiapkan adalah Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai kesehatan mental SDM. jika tidak disiapkan dengan baik, kemungkinan besar bukan peluang yang akan kita dapatkan, melainkan bencana. 

Apa yang akan terjadi jika penduduk usia produktif yang berperan penting dalam bonus demografi mengalami gangguan kesehatan mental  Marilah kita bayangkan. Apa jadinya negaraini  Apa yang didapatkan tidak sesuai dengan yang apa yang diinginkan. Ditambah dengan masalah pandemi yang sedang terjadi, di samping itu era Revolusi Industri 4.0 pun menuntut kualitas dan kapasitas sumber daya manusia yang lebih tinggi. Inilah tantangan besar yang sedang negara kita hadapi.

Ciptakan pola pikir yang terbalik, dari negative thinking ke positive thinking. Kita dapat mengubah cara pola pikir kita terhadap hal yang negatif menjadi hal yang positif. Sebagai contoh, apabila sebelum masa pandemi kita jarang berkumpul dengan keluarga kita, selama pandemi kita dapat lebih dekat dan berinteraksi lebih intens dengan keluarga kita. Contoh lainnya, selama masa pandemi kita menjadi lebih perhatian terhadap kesehatan serta kebersihan diri kita serta keluarga. Dengan menciptakan pola pikir seperti ini, kita telah mengubah stress yang pada awalnya berdampak negatif menjadi sesuatu yang positif.

Cari dukungan dari teman dan keluarga. Berbicara dengan teman serta keluarga dapat menjadi hal yang penting saat dalam kondisi stress. Dengan berkomunikasi, selain kita dapat mencurahkan isi hati terhadap permasalahan yang tengah dihadapi, juga dapat mendekatkan hubungan dengan orang tersebut.

Saring informasi yang kurang baik. Dengan semakin mudah serta terbukanya akses untuk mendapatkan informasi, kita perlu menyaring informasi apa saja yang sebaiknya kita terima. Hal ini disebabkan apabila ada informasi buruk yang masuk ke dalam pikiran kita, maka akan membuat pikiran terfokus pada informasi-informasi buruk tersebut yang menyebabkan orang menjadi lebih sulit untuk menghadapi stress.

Jangan takut akan perubahan dan stress. Stress akan muncul dengan sendirinya, kapanpun, dan dimanapun. Oleh karena itu, jangan takut akan stress serta perubahan ataupun masalah yang dapat memicu stress. Ciptakan pola pikir yang objektif, proporsional, serta rasional dalam mengatasi permasalahan serta perubahan yang akan terjadi.

Oleh karena itu yang harus di lakukan adalah  mengatasi gangguan kesehatan mental. Dimulai dari diri kita sendiri, dengan cara,melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, memelihara pikiran yang positif, menjaga hubungan baik dengan orang lain, menjaga kecukupan istirahat dan tidur, membantu orang lain dengan tulus, memahami apa yang sedang dirasakan,  yang terakhir hargai dan sayangilah dirimu. Cara-cara diatas tidak bisa dipaksakan, semua tergantung dari masing-masing kita para kaum milenial. Jika gangguan kesehetan mental  sudah teratasi, masalah peningkatanan kualitas Sumber Daya Manusia akan lebih mudah teratasi. Dan Bonus Demografi akan menjadi peluang besar untuk menuju Indonesia yang sejahtera

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.