Breaking News
recent

Melihat Tradisi Peutren Aneuk di Desa Pandan Sari Kecamatan Manyak Payed

Zawiyah News | Peutron Aneuk  adalah bagian dari unsur kebudayaan Hindu. Agama Hindu lebih dahulu masuk ke Aceh ketimbang Agama Islam. Meskipun tidak berkembang sepesat Islam, tetapi keberadaan agama Hindu tetap saja turut mempengaruhi kebudayaan dan adat istiadat asli orang Aceh. Seiring masuknya Ajaran agama Islam ke Aceh, Peutron Aneuk dalam pelaksanaan dan maknanya kini disesuaikan dengan ajaran-ajaran agama Islam. Penetapannya, segala upacara adat Orang Aceh pasti dimulai dengan bismillah. Pasti ada doa selamat dan lantunan Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Upacara adat Peutron Anuek dipercaya orang Aceh dilakukan turun-temurun sejak zaman pertengahan abad ke-13 Masehi, atau kesultanan Kerajaan Islam Samudera Pasai yang berkuasa. Kemudian diteruskan oleh Kerajaan Aceh Darussalam (1496 - 1903), dan terus berlanjut hingga saat ini. 

Mengenai berapa usia bayi yang boleh mengikuti prosesi ini juga berbeda-beda. Ada yang melaksanakannya pada hari ke-7 setelah lahir, ketika usia bayi sudah mencapai umur 44 hari, dan ada juga yang melangsungkannya setelah bayi berusia lebih dari setahun. Apa lagi untuk wilayah tertentu tradisi ini disepakati bersama dituangkan secara tertulis dalam hukum adat di daerah tersebut. Contohnya untuk wilayah Kemukiman Cot Jeumpa. di Kabupaten Pidie.Adapun di Kemukiman Glee Bruek atau di Mukim Lhoong tradisi ini dilakukan ketika bayi sudah berusia tiga bulan, lima bulan dan boleh dilakukan pada usia anak sudah sampai tujuh bulan. 

Hal yang berbeda soal umur berlaku pada masyarakat gampong sawang. Masyarakat gampong sawang melakukannya di kala bayi berumur 44 hari, Ketentuan tersebut juga berlaku untuk Gampong Kunyet. Sedangkan untuk masyarakat gayo, peutron aneuk dilakukan pada hari ke-7 setelah bayi lahir, berbarengan dengan tradisi cuko’ok, geuboh nan dan aqiqah. Bahkan dulu dilaksanakan saat bayi berusia satu sampai dua tahun, apalagi jika bayi adalah anak sulung. Karena upacara Peutron Aneuk untuk anak yang pertama pasti lebih besar. Penerapan prosesi berbeda pada saat peutren aneuk(turun tanah) juga bergantung pula pada jenis kelamin. Jikalau bayi itu perempuan, maka para anggota keluarga menyapu dan menampi beras sebagai simbol dari kerajinan, diharapkan kelak ssi bayi perempuan ini menjadi anak yang rajin. Sebaliknya, jikalau bayi itu berjenis kelamin laki-laki, maka akan dilakukan prosesi mencincang batang pisang, keladi atau batang tebu. Harapannya agar kelak si bayi menjadi seorang lelaki yang senantiasa bekerja keras dan berjiwa ksatria.

Begitu pula yang di lakukan oleh masyarakat di desa pandan sari kecamatan manyak payed kabupaten aceh tamiang, mereka cukup berbeda-beda dari segi etnis(suku), namun budaya/tradisi peutren aneuk(turun tanah) masih dapat dipertahankan oleh masyarakat aceh yang tinggal didesa padan sari sampai sekarang. Dan masyarakat pandan sari dikenal dengan kekompakannya, itu semua bisa dilihat ketika ada acara-acara adat, mereka akan bergotong royong untuk membantu sesama.

Menurut salah satu tokoh masyarakat manyak payed yang pernah menetap didesa pandan sari yaitu bapak Teuku Nazarudin,’’ masyarakat pandan sari adalah masyarakat cukup ramah dari segala lini, baik itu budaya maupun social, walaupun mereka cukup berbeda-berbeda namun sifat saling membantu, saling menghormati antar budaya dan sifat gotong royong mereka itu patut di acungi jempol. Maka dari itu ketika pemerintah,tokoh masyarakat dan tokoh adat ingin ada pembangunan  multisektoral di desa pandan sari, masyarakat menerimanya dengan sepenuh hati bahkan tidak ada tantangan-tantangan yang berarti yang dihadapi oleh pemerintah. Dan berbicara tentang tradisi peutren aneuk(turun tanah) didesa pandan sari, tradisi ini sudah dilakukan oleh masyarakat aceh yang tinggal dipanda sari secara turun temurun, untuk pelaksanaannya mereka dibantu oleh masyarakat lainnya secara bergotong royong’’ katanya.

Ritual peutren aneuk yang dilakukan didesa panda sari juga sama dengan ritual peutren aneuk yang dilakukan di daerah lainnya di aceh, yaitu di antaranya ialah peusijuk, meuseulaweut(shalawat),dll, bahkan kalau keluarga yang melakukan tradisi peutren aneuk ini adalah keluarga yang mampu, dalam acara peutren aneuk ini akan ada acara aqiqahan. 

Aqiqah itu merupakan proses pemotongan kambing, yang kemudian daging kambing diolah menjadi makanan dan dibagikan kepada tetangga atau saudara sekitar. Dan hukum aqiqah sendiri dalam islam adalah sunnah muakad dan dapat dilakukan bagi musllim yang mampu.


Artikel oleh: M. ALI RIDHA

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.