Zawiyah News | Di era globalisasi sekarang ini banyak kita temui anak-anak dengan perilaku yang kurang baik, dikarenakan kurangnya didikan dari pada orang tua mereka kurangnya kedekatan mereka dari pada Rabbnya, dan juga kurangnya kasih sayang orang tua kepada anaknya itu mempengaruhi psikolog anak dari segi mental, adab, dan juga moral, perilaku anak-anak yang minimnya kedekatan mereka dengan Rabbnya hal seperti itu sangat meresahkan orang-orang yang akan mengajaknya untuk mengobrol dengan baik dikarenakan tidak adanya adab dan etika yang belum tertanam pada diri mereka.
Dan pada sekarang ini terutama di indonesia dan ditempat-tempat terpencil yaitu di desa-desa tertentu, banyak kita temukan masyarakat yang kurang dari segi ekonomi penghasilan mereka tidak seberapa, tetapi harus menanggung beberapa kebutuhan di satu rumah tersebut, bahkan ada seorang ibu rumah tangga yang sudah tidak mempunyai Suami, beliau menanggung semua beban keluarga dan untuk menghidupi anak-anaknya, sehingga dengan segala kekurangan tersebut banyak orang tua yang tidak memikirkan kebutuhan agama pada anak, seperti mengenalkan firman-firman Allah kepada anak mengenalkan Al-Qur'an sebagai perbaikan moral pada diri anak.
Ditinjau dari kejadian demi kejadian seperti yang dijelaskan, maka harus ada perubahan pada generasi-generasi muda untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan cara mengenalkan Firmannya yaitu Al-Qur'an untuk mewujudkan generasi Qur`ani, sehingga muncullah inisiatif dari pada seorang ibu yang disebut sebagai Ummi Farida, yang mendirikan sebuah TPA yang bernama Al- Alawi yang terletak di Desa Sungai Pauh Induk. TPA ini didirikan kama problematika-problematika yang sudah terjadi.
Maksud Umi Farida mendirikan TPA Al-Awi tersebut dikarenakan beliau sangat prihatin dengan keadaan anak-anak yang berada di desa tersebut, sehingga anak-anak tersebut yang tadinya orang tua mereka tidak tau harus memasukkan anak-anak mereka kemana karna keterbatasan dalam ekonomi, tetapi dengan adanya TPA Al-Awi yang mana Pendiri TPA Al-Awi tersebut adalah Umi Farida selaku guru ngaji yang mengajari Santri-santrinya dengan ikhlas hati tanpa mengharap biaya sepeserpun. Dan orang tua santri-santri tersebut yang tidak ada biaya maka mereka bersyukur bisa memasukkan anak-anaknya di TPA Al-Awi, dengan begitu pengetahuan agama serta kemampuan anak-anak dalam membaca firman Allah itu tertempa di TPA Al-Awi tersebut. Umi Farida juga mengadakan perayaan Maulid Nabi pada rumah ngaji tersebut untuk menjalin silaturahmi dengan para wali santri.
Mahasiswa yang sedang menjalani Program KKNT-KS sudah melihat langsung keadaan TPA Al-Awi tersebut yang didirikan oleh Umi Farida, Sehingga kami selaku Mahasiswa KKN sangat mengapresiasi Ketulusan dari seorang Ibu yang bemama Ummi Farida dalam mengajari santri santrinya banyak pelajaran yang dapat kami ambil dari kegitan KKN ini terkhusus di TPA Al-AWI yang terletak di desa Sungai Pauh Induk .
TPA Al-awi Langsa ini hanya memiliki satu kelas dan di kelas tersebut anak laki-laki dan anak perempuan digabung, adapun jumlah keseluruhan anak berjumlah 35 murid dimulai dari usia 7 tahun sampai 13 tahun, pengajian dimulai dari hari Senin-Sabtu dari pukul 15.30-17.00 sore WIB. Terkait pembelajaran yang di ajarkan TPA Al-awi , yaitu 1. Membaca Iqro. 2.Menghafal do`a sehari-hari. 3. Belajar menulis huruf-huruf hijaiyah. Bagi yang sudah menamatkan iqro` sudah boleh lanjut membaca al-qur`an. Adapun guru yang mengajar di TPA Al-awi ini hanya satu guru yakni Umi Faridah dan beliau juga merupakan pemilik TPA Al-awi tersebut. Umi Farida tidak memungut biaya dalam mengajar santri-santrinya beliau dengan ikhlas dalam menyalurkan ilmunya kepada para anak didiknya.
Adapun proses pengajaran dimulai dengan mengucapkan salam, bershalawat kepada Nabi, membaca do`a untuk kedua orang tua dan membaca doa sebelum belajar. Kemudian masuk ke metode belajar, diawali dengan membaca iqro`, Guru langsung mempraktekan membaca Al-Quran terlebih dahulu kepada santri untuk memberi contoh bacaan Al-Quran yang baik dan benar sesuai dengan tartil, tajwid, dan mahkraj hurufnya. lalu dilanjutkan dengan murojaah bersama surah-surah pendek.
Selanjutnya masuk ke Strategi pengajaran Individu, diawali dengan santri maju satu persatu di depan guru dengan membawa iqro`nya masing-masing untuk di sima` atau didengar oleh Umi atapun bagi yang sudah al-qur`an begitupun sebaliknya yang mana memperbaiki bacaan yang salah. Setelah maju mereka akan di berikan tugas menulis huruf-huruf hijaiyah dan setelah selesai akan di ponten atau di berikan nilai oleh umi, adapun pontenannya sesuai dengan bagus tidaknya tulisan tersebut jika bagus akan diberikan nilai 100 dan jika kurang bagus diberikan nilai 90 kebawah .
Memasuki pukul 16.00 sore WIB, anak-anak selesai menyetor dan menulis mereka di arahkan untuk bernyanyi lagu-lagu islami seperti kisah-kisah Rasul, motivasi untuk beribadah dan bershalawat kepada nabi. Setelah itu untuk pulang anak-anak tidak di bolehkan pulang sebelum duduk dengan rapi dan tidak di bolehkan pulang jika belum di jemput kecuali rumahnya berada di dekat TPA Al-awi.
Sangat penting bagi anak-anak ditanamkan nilai agama dan pendidikan moral sejak dini, dikarenakan di masa depan kelak anak-anak tersebut bias menjadi anak-anak yang baik dan berakhlakul karimah serta dapat mengamalkan ilmu yang telah mereka dapat semenjak kecil yang belajar disebuah TPA yang sangat sederhana tersebut.
Oleh : Muhammad Ferdiansyah dan Alvina Mutiarani
Prodi : Ilmu Hadis
KKNT-KS, IAIN Langsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar