Defrian Suci Anugraha |
Oleh : Defrian Suci Anugraha
Pada tanggal 27 Desember 2023 pengusiran Pengungsi Rohingnya di Banda Aceh, yang di inisiasikan oleh "mahasiswa" yang mengatasnamakan BEM Nusantara, menggeruduk tempat pengungsi Rohingnya yang berada di gedung serbaguna pemerintahan di Banda Aceh, tempat 137 pengungsi Rohingnya yang mayoritas anak-anak dan perempuan.
Seperti yang bisa kita lihat di portal-portal berita, dan media-media pemberitaan, tak bisa di pungkiri melihat kebengisan "mahasiswa" yang harusnya menjadi garda terdepan yang dapat memanusiakan manusia, mengusir dan memperlakukan pengungsi Rohingnya seperti bukan manusia.
Terlepas dari statemen liar yang dibangun tentang pengungsi Rohingnya di luar sana, dan berbagai jenis isu-isu negatif yang bertebaran, seharusnya kita sebagai insan akademis dan intelektual mampu melihat dan harus mengkaji terlebih dahulu kasus ini dalam berbagai perspektif dan sudut pandang.
Dalam segi kemanusiaan, aksi ini sangat jauh dari kata tersebut. Dalam hal Aceh sebagai daerah yang kental akan nilai-nilai agama dan budaya "peumulia jamee" nya, yang harusnya mampu menahan dan meredam aksi dan tindakan seperti ini. Saya tidak melarang aksi penolakan, namun saya harus mengakui yang terjadi ini merupakan tirani bagi masyarakat dan mahasiswa sebagai kamu intelektual dan ber pri-kemanusiaan.
Akan selalu ada jalan lain dan cara lain, tidak satu jalan menuju Roma, begitulah para pepatah mengatakan.
Dalam hal hidup bersandingan, kita sebagai ummat muslim saja mampu hidup berdampingan dengan masyarakat non-muslim, sementara etnis Rohingya ini adalah etnis muslim minoritas Myanmar yang terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Terlepas dari apapun maksud dari kedatangan mereka ke tanah rencong, seharusnya budaya "peumulia jamee" jangan sampai memudar terkikis zaman, seharusnya mahasiswa mampu memberikan solusi, tidak hanya melakukan demonstrasi dan anarkisme seperti ini.
Apalagi ini bertentangan dengan nilai-nilai yang ditanamkan oleh Islam sebagai hal yang trah secara hakiki, mari sama-sama kita bantu pemerintahan untuk mengatasi masalah seperti ini.
Editor : M. Iqbal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar