Breaking News
recent

Sidodadi: Desa Ramah Peduli Stunting

Oleh:

Indah Sari

Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah

Prodi Komunikasi Dan Penyiaran Islam 

IAIN Langsa

Email: indahsarri201@gmail.com

Gambar 1.1 Foto Kegiatan Mahasiswa KKN IAIN Langsa Bersama ibu-ibu Kader Posyandu Ibu Hamil, dan Ibu Menyusui di Desa Sidodadi

Zawiyah News | Langsa- Ini adalah cerita tentang pengalaman saya mengikuti rangkaian kegiatan yang di selenggarakan  KKN Sidodadi. Saya membayangkan kegiatan KKN yang saya jalani akan begitu berat dan sangat menyita waktu tenaga dan pikiran. Perasaan tersebut diperkuat dengan adanya komentar dari kakak angkatan yang menceritakan terkait pengalaman KKNnya yang begitu berat mereka jalani. Cerita mereka diawali dengan adaptasi tentang lingkungan baru yang sangat jauh berbeda dengan lingkungan dimana biasa mereka tinggal. Akses menuju lokasi KKN yang jauh dan jalan berbatu yang harus mereka lewati adalah salah satu cerita yang membuat mereka merasa berat menjalani kegiatan KKN. 

Namun saya mendapati pengalaman berbeda dari cerita kakak angkatan yang mendapati kisah pilu saat mereka KKN. Saat pertama kali saya menginjakkan kaki di Desa Sidodadi yakni desa yang menjadi tempat saya KKN. Ketika melakukan pra survei terbesit dibenak saya apa uniknya desa ini?. Memang desanya tidak berat seperti pengalaman desa-desa yang pernah kakak angkatan saya KKN dulu. Jalur yang ditempuh pun tidak jauh dan sulit  dikarenakan desanya tidak berada didaerah terpelosok. karena memang Desa Sidodadi adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa. Sebuah Desa yang berada tidak jauh dari pusat Kota Langsa.

Sesuai dengan tema KKN yang kami angkat yakni “Program Pencegahan Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat”. Setelah saya mulai tinggal didesa tersebut saya mulai menemukan ternyata ada alasan dibalik kenapa desa ini menjadi pilihan sebagai tempat kami melaksanakan pengabdian.

Melanjutkan pengalaman saya tadi, saya melihat desa ini adalah desa yang unik karena memiliki nilai persatuan dan keberagaman yang tinggi. Yang mana bisa kita lihat dari warganya yang berasal dari berbagai suku dan etnis yang berbeda ada Aceh, Jawa, dan Batak serta suku lainnya, tapi tetap hidup rukun dan sejahtera. 

Kondisi sosial kemasyarakatan Sidodadi juga masih amat kental dengan adat istiadat dan hukum agama. Norma adat istiadat masih terlihat pada acara-acara tertentu karena tokoh adat masih berpengaruh dalam tatanan sosial kemasyarakatan. Ini dapat dilihat dari kedudukan Tuha Peut Desa Sidodadi yang sangat berperan dalam setiap pengambilan kebijakan-kebijakan desa serta dalam hal penyelesaian masalah gesekan-gesekan antar warga desa dalam meredam masalah. Kehidupan keagamaan yang sangat berperan banyak memberi pencerahan dan arahan bagi warga desa dalam setiap kegiatannya. Ini dapat dilihat dari kesadaran masyarakat dalam rajin membayar zakat mal dari setiap hasil hartanya dan menghadiri pengajian maupun takziah pada warga yang melakukan hajatan dan lainnya.

Mengenai mata pencarian, Desa Sidodadi merupakan desa yang sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai buruh harian lepas, pedagang dan wiraswasta. Karena masih banyak warganya yang berpenghasilan menengah, maka tidak jarang didesa ini masih banyak kita dapati warganya yang tergolong kurang mampu. Karena keadaan tersebutlah terkadang menjadi salah satu penyebab utama desa ini menjadi desa yang berpotensi tinggi Stunting dan dipilih untuk dilakukannya pengabdian. Namun tentu bukan karena hanya satu alasan dari segi Ekonomi saja, tetapi juga bisa jadi karena berbagai penyebab lainnya.

Warga Desa sidodadi sangat unik dan nyaman menurut saya, dikarenakan daerahnya yang tidak jauh dari pusat kota sehingga segala kebutuhan sehari-hari itu bisa didapatkan dengan mudah tanpa harus ditempuh dengan jarak jauh karena desanya yang terletak cukup dekat dengan pusat perbelanjaan, jajanan, dan toko-toko serba ada yang lengkap dan banyak kita jumpai didesa ini. Jadi tidak perlu khawatir untuk susahnya belanja karena jarak yang ditempuh itu sangat dekat karena memang disini bisa kita belanja hanya dengan jalan kaki seperti yang kami lakukan setiap harinya saat KKN.

Gambar 1.2 Penyuluhan Stunting Kepada Ibu Hamil dan Balita di Poskesdes Desa Sidodadi

Keramahan dan sopan santun warganya juga sangat tinggi, serta kepedulian mereka terhadap pencegahan stunting sangat berbeda dengan desa-desa lain yang saya temui. Karena saya melihat warga desa sidodadi sangat rajin dan rutin menghadiri Posyandu guna memeriksa kesehatannya baik ibu hamil maupun balita, dan mereka juga tertib dalam menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi air bersih. Kesadaran inilah yang membuat saya terperanyak dan merasa sidodadi adalah desa yang sangat ramah dan peduli terhadap Stunting karena kesadaran mereka yang tinggi dan punya rasa ingin tahu dan ingin menjaga keluarganya untuk terhindar dari Stunting. Hal ini dibuktikan dengan setiap penyuluhan maupun sosialisasi yang kami laksanakan warganya sangat antusias dan menyambut hangat kedatangan kami. Semoga kepedulian dan keramahan warga sidodadi senantiasa dipertahankan demi kesehatan dan kesejahteraan serta harapannya warga sidodadi menjadi desa yang bebas dari Stunting. 

(Sumber foto:@kkn.sidodadi2023, instagram)


Editor: Gita

Admin

Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.