Mahasiswa KKN-MS Kelompok 11 Desa Perkebunan Seruway ikut serta dalam perlombaan Volly Pakai Daster. Sabtu, (24/8/2023). |
Penulis: Redho Billah (Peserta KKN-MS kelompok 11)
Seruway, Zawiyah News- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Melayu Serumpun (KKN-MS) kelompok 11 Desa Perkebunan Seruway ikut memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-79 dengan mengadakan berbagai perlombaan di lapangan Volly Desa Perkebunan Seruway. Sabtu, (24/8/2023).
Pukul 14.30 wib lomba Volly untuk Pemudi dan ibu-ibu diselenggarakan dengan pertandingan antar lorong (gang) yang ada di Desa Perkebunan Seruway. Tak mau ketinggalan, Pemuda dan Bapak-bapak juga ikut pertandingan setelahnya.
Namun ada yang menarik dari perlombaan tersebut, yakni pemuda dan bapak-bapak diharuskan untuk memakai daster dan jilbab untuk menambah keseruan dalam bermain.
Mahasiswa KKN juga ikut serta dalam perlombaan tersebut mewakili lorong dusun Lahan. Gelak tawa dan sportivitas dalam bertanding ditunjukkan oleh bapak-bapak berdaster itu. Suasana pecah dengan dibanjiri moment-moment menggelitik.
Pak Datok Penghulu, Zulfahri Nasution juga turut hadir dalam perlombaan tersebut. Beliau menyampaikan bahwa perlombaan ini dapat memupuk silaturahim antar warga dan memperkokoh ikatan di moment HUT RI Ke-79 ini.
Menjelang adzan Maghrib tiba, pertandingan telah usai dan warga segera pulang kerumah masing-masing.
Redho Billah, selaku ketua Kelompok 11 KKN MS Perkebunan Seruway menyampaikan pandangannya terhadap perlombaan Volly daster ini. Ia menuturkan bahwa perlombaan ini sangat unik dan "nyentrik". Senada dengan Datok Penghulu, Redho sangat merespon positif terselenggaranya kegiatan ini dan mengharapkan semakin erat tali silaturahim masyarakat dengan adanya lomba ini.
"Saya bangga dapat menjadi bagian dari lapisan masyarakat desa Perkebunan Seruway sebagai Pengabdi dalam kegiatan KKN Melayu Serumpun ke V," ujar Redho.
Redho melanjutkan bahwa pasti ada saja stigma negatif yang mengarah dalam kegiatan ini, salah satunya berkaitan dengan kelompok LGBT di Indonesia.
"Saya awalnya ga mau ikut dalam perlombaan Volly daster ini dengan alasan menyerupai perempuan atau dalam Islam biasa disebut Tasyabbuh. Namun saya lebih berfikir positif bahwa, jiwa maskulin harus tetap kami tampakkan walaupun sedang mengenakan daster dan jilbab. Selain itu, terdapat pesan yang saya ambil yakni tentang menghargai perempuan," jelas Redho.
Alasannya karena dengan memakai daster dan jilbab pemuda serta bapak-bapak ikut merasakan bagaimana seorang perempuan berpakaian dan beraktivitas sehari-hari. Akan timbul kesadaran dari warga untuk dapat lebih menghargai peran perempuan dalam kehidupan.
(Rilis)
Editor: Khalbi Nurron Lubis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar