Proses pelaksanaan palang pintu dalam upacara pernikahan di Desa Binjai kecamatan Seruway. Senin, (5/8/2024). |
Penulis: Siti Humairah (Peserta KKN-MS kelompok VI)
Seruway, Zawiyah News- Masyarakat Aceh Tamiang, khususnya di Desa Binjai, Seruway, terkenal dengan keanekaragaman budayanya yang kaya, salah satunya adalah tradisi "Palang Pintu" dalam upacara pernikahan. Tradisi ini bukan hanya sekadar rangkaian acara, tetapi juga mengandung nilai-nilai kebudayaan dan filosofi yang mendalam.
Palang Pintu adalah salah satu prosesi adat yang dilakukan sebelum pengantin pria dapat memasuki rumah pengantin wanita. Dalam prosesi ini, pihak keluarga pengantin wanita akan "menghalangi" pintu masuk. Hal ini melambangkan bahwa sang pria harus membuktikan dirinya layak untuk menjadi suami dan kepala keluarga. Senin, (5/8/2024).
Acara Palang Pintu biasanya diawali dengan rombongan pengantin pria yang datang ke rumah pengantin wanita dengan iringan sholawat. Setibanya di depan rumah, mereka akan disambut oleh perwakilan keluarga pengantin wanita yang telah menunggu di pintu.
Proses dialog dan pantun khas tanya jawab pun terjadi antara kedua belah pihak, di mana pihak pengantin pria harus menjawab berbagai pertanyaan atau teka-teki yang diajukan.
Pada momen inilah, pantun-pantun indah dilantunkan sebagai bagian dialog antara dua keluarga: Buah nangka enak dimakan, dipotong rapi untuk bekalan. Kami datang membawa kesungguhan, semoga diterima dengan keikhlasan. Ujar pak pantun dibelah pihak pria. Dan dibalas pantun juga dengan pantun : Buah kelapa dibelah dua, santannya manis tiada Tara. Buktikan dulu kesungguhan saudara, baru bisa membawa anak dara. Ujar pak pantun di pihak wanita.
Tradisi Palang Pintu bukan hanya menjadi momen yang dinantikan oleh kedua keluarga besar, tetapi juga menjadi atraksi budaya yang menarik bagi masyarakat dan wisatawan yang menyaksikan.
Hal ini memperkuat identitas budaya Aceh Tamiang khususnya di desa Binjai seruway serta mengajarkan generasi muda untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya leluhur.
Nurul salah satu warga di Desa Binjai mengatakan,“Kami berharap tradisi ini terus dilestarikan dan menjadi kebanggaan masyarakat Aceh Tamiang, khususnya di Desa Binjai, Seruway. Palang Pintu mengajarkan nilai-nilai kesungguhan, keberanian, dan rasa hormat yang sangat penting dalam kehidupan berumah tangga,” ujar Nurul.
Dengan keberadaan tradisi Palang Pintu, upacara pernikahan di Aceh Tamiang desa Binjai seruway bukan hanya menjadi peristiwa sakral penyatuan dua insan, tetapi juga menjadi ajang pelestarian budaya yang penuh dengan nilai-nilai luhur. Harapannya, generasi muda dapat terus menghormati dan menjaga tradisi ini sebagai bagian dari identitas dan kekayaan budaya mereka.
(Rilis)
Editor: Khalbi Nurron Lubis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar