![]() |
Doc. Desi Junianda Mawarni |
Penulis: Desi Junianda Mawarni
Dalam membangun keluarga yang ideal, pada dasarnya dapat diwujudkan bagi setiap pasangan suami istri. Salah satu upaya yang ingin dilakukan adalah menjalin hubungan yang intens antara Ayah dengan Bunda, Ayah dengan Anak, dan Ibu dengan Anak. Ini berarti bahwa setiap orang tua harus menunjukkan sikap bertanggung jawab terhadap kewajiban mereka. Seperti saling menghormati, saling menyayangi, dan berbagi tanpa harus bertanya dengan keluarga. 10 Salah satu syarat keberhasilan dalam membangun rumah tangga yang harmonis adalah memiliki pondasi rumah tangga yang kokoh. Secara substantif, rumah tangga yang kuat ditandai dengan anggota rumah tangga yang saling mencintai, harmonis dan penuh kebahagiaan. Keharmonisan dalam rumah tangga dapat terwujud ketika setiap elemen dapat menjalankan peran dan fungsinya berdasarkan kemampuannya dan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum.
Dengan demikian, keluarga yang ideal adalah ketika semua komponen dalam rumah tangga dapat merasakan kebahagiaan dengan bersyukur atas segala kekurangan dan merasa puas dengan keadaan saat ini. Meskipun tindakan membangun keluarga ideal bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan, bagi pasangan suami istri harus memenuhi berbagai elemen, seperti memenuhi kewajibannya kepada Tuhan, kepada diri mereka sendiri, kepada masyarakat dan kepada lingkungan mereka. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa keluarga ideal dapat terwujud jika berbagai kewajiban telah dipenuhi sesuai konsep sakinah, mawaddah dan warahmah. Artinya salah satu faktor keberhasilan pernikahan dilihat dari pemenuhan hak dan kewajiban sebagai suami istri. Hal yang paling mendasar dalam membangun keluarga ideal adalah membangun komitmen yang baik. Seperti saling memahami, meluangkan waktu, dan menyebarkan kebahagiaan demi kesejahteraan anggota keluarga. Dengan demikian, setiap anggota rumah tangga harus meluangkan waktunya untuk memberikan energi positif pada rumah tangga mereka.
Mengapa kebersamaan dalam keluarga itu penting? Karena dengan adanya kebersamaan maka hubungan baik antara anggota keluarga dimulai dari ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak serta anak anak akan tetap terjaga. Hal ini dapat dipahami, dengan kebersamaan antara anggota keluarga maka akan tumbuh sikap dan perilaku toleransi, saling menghormati dan saling peduli satu sama lain. Sebaliknya jika tidak ada kebersamaan, maka keluarga itu akan saling acuh tak acuh, egois dan kehilangan masa-masa bersama, maka hal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai keluarga yang harmonis .
Berikut adalah cara dalam membangun hubungan keluarga yang harmonis dibulan ramadhan antara lain:
Yang pertama yaitu Melakukan Aktivitas Keagamaan Bersama. Menurut Rukmini, keluarga memang harus memiliki program ini. Misalnya membiasakan menghafal satu ayat setiap waktu subuh.
Kebiasaan kedua, adalah dengan Membiasakan Makan Bersama, bisa ketika sahur maupun berbuka. Ini merupakan aktivitas yang sederhana, namun ketika dibiasakan akan memberikan value lebih antar keluarga.
Dengan cara-cara tersebut, keluarga dapat memanfaatkan momen Ramadan yang hanya terjadi satu tahun sekali menjadi lebih bermakna dan bisa mendekatkan diri baik dengan Allah maupun dengan keluarga.
Saat Ramadhan, keluarga juga harus dibiasakan untuk melakukan qiyâmul-lail (bangun malam dan mengerjakan tarawih). Karena qiyâmul-lail pada bulan Ramadhan merupakan waktu yang sangat tepat untuk memohon keberkahan dan keridhaan Allah.
Dalam sebuah hadits Rasulullah menyatakan bahwa setiap sepertiga dari akhir malam, Allah akan turun ke langit dunia kemudian berfirman, “Barang siapa berdoa kepada-Ku pasti akan Ku-kabulkan, barangsiapa meminta kepada-Ku, pasti Aku akan memberinya, barangsiapa memohon ampunan-Ku pasti Aku akan mengampuninya.” (HR. al-Bukhari).
Sumber:
Bagaimana Cara Membangun Kebersamaan Keluarga Saat Ramadhan | umsida.ac.id
Harmoni keluarga dibulan Ramadhan | majalahqalam.wordpress.com
Ramadhan, Bulan untuk keluarga | kemenag.go.id
Jurnal Hukum dan Islam, Upaya Membangun Keluarga Harmonis Berdasarkan Hukum Islam dan Feminisme | ejournal.uika.bogor.ac.id
Editor: Redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar