![]() |
| (Doc. Istimewa) Sesi Foto Bersama Pemateri Hetty Zulliani, M.Pd., Ph.D., Cht., CI di Aula Fakultas Syari'ah IAIN Langsa.Kamis (23/10/2025). |
Penulis: Sri Rahayu
Langsa, Zawiyah News — Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI), Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa, sukses menyelenggarakan Kuliah Dosen Tamu bertema “Konselor Humanis dalam Praktik Psikospiritual: Menggali Jiwa dan Menumbuhkan Kesadaran Diri”. Di Aula Fakultas Syari’ah IAIN Langsa, pukul 08.30 WIB hingga selesai. Kamis (23/10/2025).
Kegiatan tersebut menghadirkan Hetty Zulliani, M.Pd., Ph.D., Cht., CI sebagai pemateri. Turut hadir pula Dr. Afif Muhammad, S.HI., M.Pem.I selaku Wakil Dekan I FUAD, Marimbun, S.Pd.I., M.Pd. selaku Ketua Program Studi BKI, serta Wan Chalidaziah, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan BKI.
Dalam sambutannya, Dr. Afif Muhammad menegaskan bahwa tema kuliah dosen tamu kali ini, yakni “Bagaimana Menjadi Konselor yang Humanis”, sangat relevan dengan kebutuhan zaman. Ia menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam praktik konseling, terutama yang berpijak pada nilai-nilai Islam. Menurutnya, konselor humanis tidak hanya membantu klien menyelesaikan masalah, tetapi juga berperan menggali jiwa dan menumbuhkan kesadaran diri klien.
Sementara itu, pemateri Hetty Zulliani menyoroti pentingnya kepribadian dan karakter konselor dalam keberhasilan proses konseling. Menurutnya, pengetahuan dan keterampilan saja tidak cukup tanpa disertai integritas serta kematangan pribadi.
“Ilmu saja tidak cukup. Klien akan merasa tidak nyaman jika kepribadian konselor manipulatif atau kurang tulus. Yang paling penting adalah bagaimana konselor menghadirkan diri dengan empati, bahasa tubuh yang positif, dan komunikasi yang hangat,” ujarnya.
Hetty juga menjelaskan perbedaan antara mengontrol emosi dan menekan emosi. Ia menegaskan bahwa manusia diperbolehkan memiliki emosi negatif, namun harus belajar mengelolanya secara sehat. Seorang konselor perlu memiliki kematangan emosi agar mampu memahami kondisi psikologis klien dengan baik.
Lebih lanjut, ia mengutip pandangan Abd al-Zarif mengenai tujuan konseling dalam Islam, yakni tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa. Dalam perspektif Islam, proses konseling bertujuan membersihkan hati dari sifat-sifat tercela seperti riya (pamer), sombong, dan curang, yang dapat menjadi akar gangguan kejiwaan.
Hetty juga menekankan pentingnya konselor memahami keragaman kasus dalam praktik konseling, mulai dari anak yang kehilangan orang tua, anak hiperaktif, hingga individu yang sukses secara ekonomi tetapi kosong secara spiritual. Pendekatan humanis,membantu konselor memahami setiap klien sebagai pribadi yang unik.
Kuliah Dosen Tamu ini mendapat sambutan antusias dari mahasiswa BKI yang memenuhi aula. Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif dan doa bersama. Melalui kuliah Dosen Tamu ini, diharapkan mahasiswa BKI IAIN Langsa dapat memperkuat nilai-nilai humanis dan spiritual dalam praktik konseling mereka di masa depan.
Editor: Redaksi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar