Tradisi Wirid Yasinan di Desa Tualang (Foto:Siti Nurhalizah). |
Penulis : Siti Nurhalizah (Peserta KKNMS Kelompok 15)
Tradisi adalah suatu kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang di suatu desa/tempat dengan cara yang sama. Setiap daerah pasti memiliki potensi kearifan lokal tersendiri sebagai wujud dari kekayaan intelektual yang ditunjukkan melalui tradisi budaya masing-masing. Salah satu bentuk dari potensi dari kearifan lokal itu adalah tradisi budaya agama. Salah satu bentuk kegiatan tradisi budaya agama yaitu Wirid Yasinan.
Menurut Fattah (Pakar), yasinan atau wirid Yasin adalah tradisi membaca Surah Yasin dari Al-Qur'an yang biasanya dilakukan dalam konteks acara keagamaan, seperti tahlilan atau doa bersama. Surah Yasin dianggap sebagai jantung Al-Qur'an karena memiliki keutamaan dan keistimewaan dalam konteks doa dan permohonan, didalamnya terdapat kalimat-kalimat tauhid, takbir, tahmid, sholawat yang di awali dengan membaca Surat Al-Fatihah. Kemudian ditutup dengan doa yang pahalanya diniatkan untuk orang yang meninggal dunia.
Desa Tualang, Kecamatan Serbajadi, merupakan salah satu daerah yang berada di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh yang masih menjadikan kegiatan Wirid Yasinan ini sebagai tradisi budaya agama. Dilihat dari segi keagamaan, masyarakat di Desa Tualang pada umumnya beragama Islam. Oleh karena itu, tradisi wirid yasinan ini masih dipegang oleh kalangan masyarakat Tualang.
Tradisi Wirid Ibu-ibu Desa Tualang (Foto:Siti Nurhalizah) |
Tradisi wirid merupakan kegiatan turun-temurun yang sudah ada sejak 10 tahun yang lalu diadakan oleh ibu-ibu di daerah Desa Tualang. Desa Tualang , sebuah tempat menjadi saksi setiap Jumat, ketika ibu-ibu Muslimatan berjumlah sekitar 80 orang berkumpul untuk melaksanakan yasinan. Hal ini merupakan bagian dari karya cipta manusia yang wajib kita lestarikan, kegiatan ini juga menjadi momen penting untuk mempererat tali persaudaraan antarwarga serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
Pembacaan Yasin, tahlil (Foto:Siti Nurhalizah) |
Foto:Siti Nurhalizah |
Tradisi yasinan menjadi wadah bagi ibu-ibu untuk mempelajari dan memperdalam pengetahuan agama. Mereka saling berbagi pemahaman mengenai isi surat Yasin, memperdalam makna tahlil, serta meningkatkan kecintaan dan kecakapan dalam berdoa. Semua ini dilakukan dengan penuh keikhlasan dan semangat untuk memperkuat ikatan spiritual dengan Tuhan.
Dengan merawat kearifan lokal seperti yasinan setiap Jumat, Masyarakat Desa Tualang tidak hanya mempertahankan nilai-nilai tradisional, tetapi juga menciptakan iklim harmoni, persaudaraan, dan kebersamaan. Kegiatan ini menjadi cermin nyata tentang kekayaan budaya Indonesia yang harus dijunjung tinggi dan diwariskan kepada generasi yang akan datang.
Dalam pelaksanaanya, kegiatan tradisi wirid yasinan ini biasanya dilakukan secara bergiliran sehingga warga satu dengan yang lain mendapatkan bagian sebagai tuan rumah. Sarsina salah seorang ibu rumah tangga sekaligus Geuchik di Desa Tualang yang mengatakan bahwa"kegiatan wirid di desa tualang di adakan setiap hari jumat, dan diadakan secara bergilir dari rumah kerumah setelah dilakukan cabut nomor,"ujar Sarsina.
Tradisi Religi yang diwariskan secara turun temurun di Desa Tualang ini pun, dilaksanakan tidak hanya di hari Jumat saja, namun jika terjadi kemalangan atau ada salah satu warga desa yang meninggal dunia, maka wirid Yasin akan dilakukan di hari yang telah ditentukan pihak keluarga.
Harmonisasi Desa Tualang tidak berhenti sampai disitu, Masyarakat Desa Tualang juga akan melakukan wirid Yasin di tempat kemalangan walaupun sudah berbeda Desa, sesuai yang telah dijadwalkan. "disini jika ada yang meninggal, maka akan dilakukan wirid yasinan, dan wirid Yasin ini sudah dijadwalkan, contohnya tualang datang ke Desa ujung karang untuk yasinan, di keesokan hari Desa Terujak yang datang ke Ujung Karang Untuk yasinan, namun bisa juga di satu hari ada 3 desa yang yasinan, tergantung jadwal kedatangan yang ditentukan, jika di hari biasa yasinan disini dilakukan bergiliran di hari Jumat", Ujar Muhammad S, Geuchik Des Tualang.
Selain itu, Kegiatan tersebut telah dilakukan secara turun temurun terdiri dari ibu-ibu dan bahkan ada juga dihadiri oleh para pemudi, yang diharapkan tradisi wirid ini akan terus dipertahankan dan dijalankan pada seterusnya di Desa Tualang, agar kegiatan rutinitas turun-temurun ini tidak hilang dan tetap terjaga hingga menunjukkan kecintaan dan penghargaan masyarakat terhadap warisan budaya dan kearifan lokal, khususnya di Desa Tualang, Serbajadi, "jika orang tuanya tidak dapat hadir maka akan dihadiri oleh anaknya, agar,anak anak juga tau", ujar ibu Hajar, salah satu masyarakat Desa Tualang.
Jamaah wirid yasinan dipimpin oleh salah satu tokoh yang telah warga pilih sebagai pemimpin wirid. Setelah pembacaan surat Yasin dan doa sudah selesai, wirid Yasin di Desa Tualang memiliki ciri khas melantunkan lagu lagu yang bermakna islami dengan syair Gayo di sampaikan secara bersamaan. setelah itu, maka akan dipersilahkan untuk memakan hidangan, yang sudah disiapkan oleh tuan rumah tersebut.
Oleh karena itu, acara Yasinan sangat berpengaruh terhadap solidaritas masyarakat religi, karena saling membantu satu sama lain.
Harmonisasi Religi yang dilakukan Desa Tualang membuat saya sebagai salah satu dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Melayu serumpun V Kelompok 15 Kecamatan Serbajadi terpukau, solidaritas yang dibentuk cukup besar dalam menjunjung kebudayaan, Kebersamaan dan Keagamaan. Harapan saya sebagai seorang mahasiswa agar tradisi yang dibangun tidak punah agar anak cucu ikut merasakan keharmonisan Religi Desa Tualang.
(Rilis)
Editor : Widya Dwi Putri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar