Foto Tri Suci Wulandari di pembuatan Batu Bata. (Docs.Istimewa) |
Zawiyah News | Opini - Desa
Paya Tampah ini terletak di antara Desa Alur Selalas dan Desa Bandung Jaya. Nah
Desa ini lebih tepatnya berada di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang.
Di kampung ini terdapat satu produksi pembuatan Batu Bata yang di bangun oleh
Bapak Joko yang berusia 37 Tahun dan terdapat beberapa pekerja yang juga
termasuk penduduk tetap Dusun Bandung.Bapak Joko memiliki 4 karyawan yang
bertugas untuk melancarkan pembuatan atau membantu proses pembuatan produksi
Batu Bata. Karyawan itu sendiri bertugas menggiling bahan baku tanah
liat,mengangkat,menjemur dan membakar. Karyawan di sini saling membantu tidak
ada yang duduk diam mereka saling bergotong royong dan bekerja sama.
Produksi Batu Bata ini tempatnya sangat
strategis dimana letaknya itu dekat dengan rumah warga. Sehingga pembeli atau
pendatang yang ingin membeli mudah untuk mencari tempat tersebut.Produksi Batu
Bata ini di bangun Tahun 2019,dan sudah memproduksi selama 2 Tahun lebih.Dengan
di bangunnya produksi Batu Bata ini sangat membantu para penduduk yang belum
memiliki pekerjaan tetap dan mendapatkan pekerjaan yang gajinya lumayan serta
dapat di jangkau karena dekat dengan tempat tinggal mereka.
Karyawan yang
bekerja di sini berangkat kerja menggunakan kendaraan seperti sepeda motor
serta ada juga yang berjalan kaki karena jarak rumah dengan tempat kerja nya
dekat.Karyawan itu bekerja dari pukul 08: 00 pagi dan pulang kerja pukul 17:00
wib.Batu Bata merupakan bahan untuk membuat dinding bangunan rumah,bukan hanya dinding namun batu bata juga banyak di
gunakan sebagai pagar rumah,tembok,dan lainnya. Tanah yang di gunakan dalam pembuatan
Batu Bata bukan sembarangan tanah,melainkan Tanah liat. Unsur
yang terdapat pada batu bata yaitu tanah liat,dan air. Proses pembuatan Btu Bata disini sudah seperti
pembuatan Batu
Bata pada daerah perkotaan.
Biasanya proses pembuatan Batu Bata menggunakan tangan ataupun manual, tetapi
disini sudah modern yaitu menggunakan mesin otomatis pembuat Batu Bata.
Mesin pencetak
Batu Bata ini di beli oleh Bapak Joko seharga RP. 35.000.000 dengan uang pribadi
dan sudah terdapat 2 mesin namun salah satu mesin sudah rusak karena selalu dan
sering di gunakan.Proses pembuatan batu
Bata terdapat beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yaitu
pencetakan,penjemuran dan pembakaran. Awalnya bahan mentah yaitu tanah liat dan
air di campur dan di masukkan ke dalam wadah pembuat Batu Bata kemudian
digiling menggunakan sedikit tenaga
manusia dan akhirnya bahan tersebut tercetak menjadi batu bata yang basah, kemudian
batu bata tersebut di jemur di
sinar matahari. Jika cuaca panas, penjemuran
di lakukan paling lama 3-4 hari. Dan jika cuaca tidak stabil maka penjemuran Batu Bata akan lebih
lama,bahkan sampai seminggu lebih. Proses penjemuran sangat berpengaruh pada
hasil batu bata yang di hasilkan.
Batu Bata yang
sudah kering akan bewarna coklat. Batu Bata yang sudah kering kemudian di
masukkan ke dalam tungku yang berukuran 5 x 5 meter. Dalam tungku pembakaran
terdapat 50.000 batu bata, di bakar menggunakan bahan bakar kayu rambung
ataupun kayu rambutan karena jika menggunakan kayu ini hasil api yang di
hasilkan itu bagus dan besar,serta tidak berasap terlalu banyak dan juga jangkos ( ampas kelapa sawit). Api
yang besar dapat membuat bata
bata itu menjadi merah dan
bagus.
batu
bata yang di produksi di sini adalah batu bata merah, kenapa bewarna merah?
Karena ketika di bakar dan masak tanah liat berubah menjadi merah. Itu pertanda
bahwa batu bata jenis ini sangat bagus. Jenis Batu Bata ini banyak di gunakan
karena rumah di buat menggunakan batu bata ini,rumah akan menjadi sejuk, dingin, dan kokoh. Dan jenis batu bata ini
jika di jadikan dinding rumah tidak mudah retak. Batu Bata jenis ini juga
banyak di gunakan karena bahan yang mudah di dapat serta harga yang tidak begitu
mahal di bandingkan dengan batu bata jenis lainnya.
Pembakaran dalam
satu tungku ini selama 3 hari 3 malam bahkan jika kayu basah atau cuaca tidak
menentu bisa 4 hari 4 malam.Dalam sebulan pembakaran Batu Bata hanya di lakukan
sekali oleh para pekerja. Karena sekali pembakaran batu bata tidak boleh
sedikit dan harus penuh satu tungku pembakaran. Jika semakin cepat dan banyak
memproduksi nya maka dapat memenuhi target pembakaran dalam satu tungku lebih
cepat.
Batu bata di bakar dengan suhu
yang tinggi,karena jika api yang di hasilkan besar atau suhu nya tinggi hasil
dari batu bata itu sangat bagus. Jika hasil yang di proleh itu bagus maka harga
jual juga semakin meningkat.Banyak juga terdapat batu Bata yang rusak,seperti patah,dan juga
pecah. Hal tersebut terjadi karena kurangnya sinar matahari dan kurangnya suhu
api saat pembakaran.
Pada pembakaran
terdapat banyak batu bata yang masih terlihat hitam dan ada juga batu bata yang sudah
mengeluarkan warna merah. Batu
bata yang masih bewarna
hitam berarti batu
bata tersebut masih belum
matang,sedangkan batu
bata yang merah berarti batu bata itu sudah
matang.Dalam proses pembuatan batu bata ini tanah liat di dapatkan dengan cara
mendatangkan tanah tersebut dari luar daerah. Tanah ini dibeli dan diantar
menggunakan mobil dam. Harga satu mobil dam tersebut dibeli dengan harga Rp.
200.000,00 .
Batu bata ini berbentuk persegi panjang yang berukuran
8 x 20 cm. Harga jual dalam satu buah batu bata seharga Rp. 500,00. Pembeli batu bata itu sendiri tidak
hanya penduduk kampung melainkan ada juga orang pendatang yang datang untuk
membeli seperti Alur Baung,Selele,Kampung Bandung Jaya dan Alur
Selalas.Kebanyakan orang yang membeli Batu Bata di sini sangat puas karena menurut mereka hasil Batu Bata di sini
sangat baik dan bagus.
Informasi ini di
dapat dari Bapak Paijan yangberumur kurang lebih 70 Tahun merupakan penduduk
asli kampung paya tampah dan yang rumahnya di samping tempat produk pembuatan
Batu Bata.
Penulis adalah Tri Suci Wulandari, mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidahiyah IAIN langsa.
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.